Senin, 22 April 2024

Semangat Pagi

Pagi ini cerah dan sejuk. Aku sudah bangun sejak pukul dua pagi untuk memasak dan sahur. Karena kemarin saat ramadhan aku haid atau berhalangan puasa selama 5 hari. Aku habiskan cucian piring kotor yang bertumpuk lalu lanjut menguras kamar mandi, rasanya lega sekali. Meskipu sebenarnya masih banyak pekerjaan menanti, tapi inilah hidup yang harus terus bergerak siapapun diri kita. 

Saat aku menuliskan ini, sudah pukul 5:49 WIB. Aku sempatkan untuk menuliskan ini di blog agar melatih terus konsisten untuk menulis. Berbagi kata positif dengan sekadar sharing dan bercerita santai.  Sebenarnya hari ini merasa ngantuk, tapi tidak mungkin untuk tidur karena aku harus mengajar TPQ kelas pagi, menyiapkan sarapan suami dan mengantar anak ke sekolah. 

Bismillah, semangat pagi. Semangat untuk terus bergerak dalam kebaikan di jalan yang Allah ridhoi. Semoga Allah berkahi langkah-langkah kita selalu, aamiin. 

#day30
#WU40dayswriting

Minggu, 21 April 2024

Silence Is Golden

Rasulullah selalu memperingatkan kita soal pentingnya menjaga lisan. Karena banyak dari manusia yang dimasukkan ke neraka karena lisannya. Untuk soal ini, aku masih harus banyak belajar menjaga lisan. Menahan diri untuk selalu berkata yang baik dan semoga Allah mudahkan, aamiin. 

Salah satunya saat kita sedang capek-capeknya, tiba-tiba ada yang sedang berleluh kesah tentang dirinya yang cobaannya seperti terlihat tidak lebih berat bagi kita. Rasanya ingin menimpali bahwa kita pun juga sedang punya beban berat yang dipikul, namun Allah lindungi kita untuk melontarkannya dengan cara membuat lawan bicara tidak menghiraukan saat kita berbicara atau memotong pembicaraan kita. Rasanya itu adalah wujud perlindungan Allah menjaga kita dari adu nasib. 

Diam memang seringnya dianggap sombong. Namun sepertinya jauh lebih baik karena sebenarnya diri kita tidak ada niat untuk sombong. Justru ingin menjaga diri dari keburukan lisan yang bisa menyakiti hati orang lain atau dicatat dosa di sisi Allah. 

Berkata yang baik atau diam. 

#day 29

#WU40dayswriting

Pasti Ada Hikmahnya

Senin pagi yang indah, anak sulung perdana masuk ke sekolah setelah dua minggu libur lebaran. Dia langsung bangun dan mandi sendiri dengan semangat. Langsung mengenakan baju seragam sendiri. Setelah sarapan, dia lanjut membaca buku sambil menungguku bersiap untuk sama sama berangkat ke kesibukan kami masing-masing. 

Lebaran kali ini aku tidak seantusias lebaran tahun lalu yang sibuk berkunjung juga sibuk dengan gawai mengucapkan taqobalallahu minna wa minkum. Bukan berarti tidak berkunjung sama sekal, tetap kami sekeluarga berkunjung ke sanak saudara juga tetangga, tetapi tidak segerilya tahun kemarin yang effort maksimal kecuali si tuan rumah sedang tidak bisa dikunjungi. Aku juga mengirim pesan hampir semua kontak whatsappku pada yang tidak sempat aku kunjungi secara offline. Mulai dari teman teman sekolah, keluarga, rekan-rekan hingga wali murid tpq. Dengan berbagai respon, mulai dari membalas langsung, stiker saja, dibaca saja sampai ditanya 'ini siapa?' hihihi. Tapi lega sudah berkirim ucapan. 

Namun tahun ini berbeda. Meskipun dalam ibadah ramadhan diberi kemudahan, menjelang akhir lebaran mulai diuji dengan macetnya pompa air di rumah hingga saat ini masih juga tidak keluar air. Aku harus bolak balik pergi ke rumah orang tuaku yang jaraknya beberapa rumah dari aku untuk menumpang mandi juga mencuci baju. Subhanallah rasanya. 

Pemilik kontrakan sedang mudik ke luar pulau, jadi baru bisa memperbaiki kemarin, tetapi qodarullah belum juga bisa keluar airnya. Suami mulai lelah untuk menimba air di sumur tetangga, jadi air hanya sedikit stoknya. Rencana mau menumpang cuci piring juga ke rumah orang tua, hihihi. 

Begitulah, Allah sedang memberikanku ujian dan semoga Allah juga memudahkan aku untuk menjalaninya, aamiin. 

#day28
#WU40dayswriting

Minggu, 07 April 2024

Pentingnya Charge Iman dan Imun

Disaat sedang ada sebuah permasalahan yang cukup membuat gelisah dan bingung, hampir saja aku terjatuh sakit sebab terlalu pusing untuk memikirkan jalan keluarnya. Sekalipun aku selalu berdoa kepada Allah untuk diberikan jalan keluar, nyatanya belum juga segera diberikan jalan keluar yang membuat diri ini down. 

Inhale, exhale... Aku berupaya menenangkan diri namun belum juga berhasil. Akhirnya aku coba perbanyak istighfar sambil menonton video ceramah-ceramah para ustadz di youtube yang temanya relate dengan apa yang kuhadapi saat itu. Aku mendengar ceramah sambil mengerjakan pekerjaan rumah. 

Alhamdulillah perlahan rasa gelisah di hati mulai berkurang sampai pada tahap tenang. Iman dan imunku kembali mulai naik. Padahal teori-teori ceramahnya tentu saja yang seringkali kita tahu, tentang ikhlas, ridho, sabar, lapang dada dan lainnya. Tetapi didengar ulang dengan pembicara yang berbeda dan cara penyampaian yang berbeda, ternyata tetap berdampak. Terlepas dari pertolongan Allah tentunya. Begitulah memang saling mengingatkan dalam kebaikan memang perlu. Siapa tahu kalimat sederhana dari kita bisa merubah hidup seseorang, begitu juga sebaliknya. Maka jangan pernah remehkan sebuah nasehat, jangan pernah merasa sudah tak membutuhkan nasehat. 

Pentingnya charge iman dan imun agar selalu dapat menjalani hari hari dengan penuh ketauhidan kepada Allah. Yakin bahwa Allah selalu ada untuk hamba-Nya dan tidak akan membebani seseorang di luar kemampuannya. 

#Day 27

#WU40dayswriting

Hadiah Puasa Maghrib


 Alhamdulillah, selalu kuucap syukur atas segala nikmat yang Allah anugrahkan. Termasuk idul fitri yang tidak terasa sudah dekat waktunya. Kenapa tidak terasa? Karena begitu menikmatinya momen ibadah di bulan yang Allah mudahkan untuk melakukannya daripada bulan yang lain. Barokallah fiik. Jika melakukannya dengan senang hati tentu saja ramadhan tidak berat dan akan merasa tidak terasa berjumpa dengan bulan kemenangan.

Anak sulung alhamdulillah lancar latihan puasa dan sahurnya. Walau puasa maghribnya hanya bisa satu kali,namun aku sebagai ibunya tetaplah senang. Memang sih, ada pendapat pak ustadz yang bilang jangan ajarkan anak puasa dhuhur. Tetapi tentu aku tidak sembarangan dalam bermudahan mengajarkan puasa setengah hari. Sudah aku sounding bahwa puasa setengah hari itu tidak ada,ini hanya latihan saja. 
Karena pernah aku coba tegas untuk anak puasa maghrib dan saat dia nggak kuat aku bilang batal, si anak langsung merasa gagal dan nggak semangat puasa lagi. Namun saat mengapresiasinya latihan puasa setengah hari, si sulung justru semangat mau puasa maghrib.
Si sulung minta hadiah bucket snack kalau bisa puasa maghrib, tapi berhubung dia masih batuk pilek maka ditunda dulu hadiahnya. Akhirnya dia minta hadiah pensil warna agatis yang 24 warna. Alhamdulillah sudah kubelikan kemarin. Semangat puasa ya,Nak.


#Day26
#WU40dayswriting

Anak adalah Kebanggaan


Anak adalah kebanggaan orang tuanya. Bahkan sejak dia di dalam kandungan, dia sudah dicintai dan dibanggakan. Dia dirawaat sepenuh hati oleh orang tuanya.

Sesuatu yang dibanggakan biasanya rentan untuk menjadi ajang kompetisi. Merasa anaknya harus menjadi lebih baik dari yang lain. Karena itulah anak anak yang lebih dikhawatirkan terkena penyakit ain tersebab hasad dari orang lain.

Sebagai pengingat diri untuk tidak bermudah-mudahan dalam menceritakan kelebihan-kelebihan anak. Lebih baik bersikap tawadhu dan fokus dalam diam mengasah kelebihan anak.


#day25

#wu40dayswriting


Jumat, 05 April 2024

Yang Berharga Di Dunia Ini


Suatu hari aku menemukan uang sepuluh ribuku ternyata sobek. Entah darimana uang itu aku terima. Sebenarnya masih bisa sih kalau mau dipakai untuk membeli sesuatu, belum tentu yang jual teliti. Tapi rasanya kok nggak tega. Akhirnya aku kumpulkan uang itu bersama jajaran uang jelek yang rencananya akan kutukarkan ke jasa penukaran uang jelek jadi baru. 

Baiklah. Kok tiba-tiba aku jadi merenung. Ini uang sebelumnya kan bagus rapi dan tentunya berharga. Tetapi qodarullah terlepas dari pemiliknya tidak menjaga uangnya, juga karena memang sudah masanya dia rusak dan kemudian jadi tak berharga. Apalagi mereka adalah notabene kumpulan uang-uang pecahan yang terbilang kecil daripada uang berwarna biru atau merah itu. 

Seperti halnya manusia yang punya sendiri-sendiri dan ada masanya dia semakin berkurang nilainya karena banyak faktor. Tapi, Allah tentu maha adil, manusia diberikan akal dan kemampuan untuk memberikan yang terbaik untuk dirinya. Kabar baiknya, manusia terbaik di mata Allah berdasarkan takwanya, bukan fisik atau pun kepemilikan materi. 

Kalau uang ini yang lecek sudah tak mampu lagi memperbaiki nilai dirinya. Kalau manusia masih diberi kesempatan dan harapan untuk bisa menjadi lebih bernilai terlebih di pandangan Allah. Dengan semakin memperbanyak belajar ilmu agama, memperbanyak amal kebaikan, memaksimalkan ibadah kepada Allah. Alhamdulillah. 

#Day24

#WU40dayswriting

Semangat Pagi

Pagi ini cerah dan sejuk. Aku sudah bangun sejak pukul dua pagi untuk memasak dan sahur. Karena kemarin saat ramadhan aku haid atau berhalan...