Seberapa penting untuk mengasah daya fokus atau konsentrasi pada anak?
Tentu cukup penting, Ayah, Bunda. Karena daya konsentrasi anak tidak hanya dibutuhkan di sekolah atau untuk prestasi belajarnya, namun juga dalam bersosialisasi sehari-hari. Semakin bagus daya konstentrasi anak, semakin mudah untuk orang tua memberikan arahan terbaik buat tumbuh kembang si kecil. Namun tentunya hindari bersikap terlalu tegas atau otoriter yang malah justru semakin membuatnya kesulitan dalam berkonsentrasi atau biasa disebut gagal fokus.
Lalu apa sih yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan daya konsentrasi anak? Tips dan trik di bawah ini semoga bisa membantu :
1. Temukan penyebabnya
Ketika melihat anak kita sulit berkonsentrasi, tetap tenang dan sebisa mungkin kita cari pelan-pelan penyebabnya.
Misalkan, karakter anak kita tipe anak dengan energi yang luar biasa. Suka berlari-lari. Maka ajak anak untuk sering beraktivitas fisik. Lalu saat mengajari, tidak perlu terlalu lama. Belajar sebentar namun anak enjoy akan lebih baik daripada durasi yang lama namun ketika waktu belajar berikutnya dia menjadi jenuh dan malah trauma untuk belajar.
Bisa juga karena anak merasa lapar atau haus. Terkadang anak tidak bisa mengungkapkan kalau dirinya lapar atau haus, dia hanya diam dan merasa tidak nyaman tanpa mengungkapkannya.
Atau anak masih beradaptasi dengan lingkungan belajarnya. Hal ini pernah dialami oleh putri sulung saya saat pertama belajar ke TPQ, dia yang sangat pemalu dan pendiam, membutuhkan waktu 5 bulan dari saat pertama ke TPQ (karena juga dulu jarang masuk saat cuaca sedang hujan/dia sakit) untuk kemudian dia mulai mau bersuara dan mulai dapat menyerap pengajaran dengan baik.
Berdasarkan Brain Balance Center, umumnya tingkat konsentrasi yang bersandar pada usianya yaitu seperti di bawah ini:
- 2 tahun: 4-6 menit
- 4 tahun: 8-12 menit
- 6 tahun: 12-18 menit
- 8 tahun: 16-24 menit
- 10 tahun: 20-30 menit
- 12 tahun: 24-36 menit
- 14 tahun: 28-42 menit
- 16 tahun: 32-48 menit
2. Cari tahu gaya belajar anak
Gaya belajar anak tentu tidak sama antara anak dengan karakter visual, auditori atau kinestetik. Mereka punya cara belajar sendiri dan cenderung tidak nyaman dengan cara belajar yang tidak sesuai dengan karakter mereka.
Anak dengan karakter visual akan cenderung menyukai gambar dan warna serta apapun yang menurut pandangannya begitu menarik. Pengajar yang ceria juga salah satu daya tarik anak visual. Maka bisa belajar dengan gambar dan tulisan yang berwarna.
Lain halnya dengan anak auditori, dia lebih suka mendengar, tentu akan sangat terganggu ketika suasana terlalu ramai atau berisik. Anak auditor biasanya lebih suka mendengar suara ketimbang melihat. Bisa disiasati gaya belajarnya dengan melagukan pelajaran agar lebih melekat kuat di ingatannya.
Kalau kinestetik, akan lebih suka dengan gerakan. Bisa libatkan dia saat belajar, misalkan memacing rasa ingin tahunya agar dia mau menunjuk atau menjelaskannya kembali saat recalling. Ijinkan dia berjalan-jalan di kelas dengan aturan yang disepakati tentunya, misalkan tidak boleh usil atau berisik.
3. Berlatih fokus 1 hal dengan tugas yang menyenangkan
Beres-beres mainan sambil bernyanyi bisa menjadi salah satu aktivitas yang melatih fokusnya. Karena beres-beres adalah aktivitas yang membosankan bagi anak, maka sebisa mungkin bangun suasana menyenangkan saat beres-beres agar jadi kebiasaan.
4. Refreshing otak dengan aktivitas motorik
Jangan terlalu mendrill anak dengan terus menjejalinya dengan pelajaran. Beri jeda untuk refreshing. Bisa dengan bersepeda, berjalan-jalan di taman, bermain skuter, bermain bola, kejar-kejaran dan aktivitas motorik atau fisik lainnya yang bisa membuatnya melepaskan energi dengan hati gembira.
5. Sediakan permainan yang merangsang otaknya
Bermain menyusun balok, merangkai gambar di puzzle, membuat bentuk dari plastisin atau meronce manik-manik, bisa merangsang fungsi otaknya meningkatkan daya konsentrasi.
Tanpa terasa anak melibatkan otak kanan dan kirinya ketika bermain menyusun balok misalnya. Dia berlatih untuk mengasah logikanya agar balok-balok tersusun dan tidak jatuh, namun dia juga tidak merasa terbebani atau tertawa saat balok berjatuhan. Bermain dengan releks akan membuat hormon bahagianya meningkat dan itu bagus untuk kesehatan juga otaknya.
6. Perhatikan asupan gizi dan oksigennya
Asupan gizi penting juga untuk memberi kualitas yang baik untuk otak anak. Tidak harus yang mahal, Ayah, Bunda. Hal paling penting adalah kualitasnya.
Seperti salah satu contohnya adalah sayuran daun kelor yang terlihat seperti tanaman remeh dan murah (karena mudah tumbuhnya) ternyata kandungannya sangat baik. Kelor sangat baik untuk kualitas otak. Bahkan Jepang import kelor dari Indonesia secara besar-besaraan setelah tahu kandungan kelor.
Kandungan daun kelor menurut WHO :
-Potasium tiga kali lipat dari pada pisang.
-Kalsium empat kali lipat daripada susu.
-Vitamin C tujuh kali lipat daripada jeruk.
-Vitamin A empat kali lipat lebih banyak dari pada wortel.
-Dua kali lipat protein dari pada susu.
Asupan oksigen juga penting untuk otak. Sering ajak anak bermain di tempat terbuka, menghirup oksigen yang segar sangat baik untuk otaknya berkonsentrasi.
7. Bacakan cerita untuk Anak
Kegiatan membacakan cerita untuk anak banyak manfaatnya, selain untuk meningkatkan daya konsentrasi anak, bisa juga untuk bonding atau meningkatkan ikatan antara orang tua dan anak.
8. Istirahat yang cukup
Tidur cukup sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Tidur malam yang tidak terlalu larut malam dan tidur siang adalah pola tidur yang ideal untuk anak. Kurangnya tidur bisa berdampak buruk untuk kesehatan dan daya konsentrasinya.
9. Beri motivasi
Ini juga tak kalah penting, apalagi anak-anak dengan tipikal karakter questioner atau selalu ingin tahu alasan dia harus melakukan sesuatu. Orang tua harus pintar-pintar memberi motivasi yang menyenangkan saat ingin menyemangati sang anak.
Misalkan : "Yuk, semangat mengajinya. Biar cepat bisa baca al quran, nanti ngaji bareng baca qur'an sama Mama. Allah pasti suka dengan anak yang semangat mengaji."
Atau "Aisyah pengen ke pantai? Kalau ingin ke pantai, harus semangat baca qur'annya. Nanti insyaa Allah kalau sudah bisa baca qur'an, Bunda ajak jalan-jalan ke pantai, ya. Kita baca qur'an di sana :).
10. Kurangi Screen Time
Jika memang ananda yang kurang berkonsentrasi ternyata terbiasa terpapar layar (HP/TV/Laptop dan sejenisnya) ,maka sudah saatnya untuk mengurangi durasinya.
Atau lebih baik lagi jika tidak sama sekali jika memang ananda masih usia dini. Resikonya tentu saja orang tua akan lebih ekstra dalam mengerjakan pekerjaan rumah karena sang anak yang minta ditemani karena tanpa screen time.
Tapi kalau masih kesulitan untuk tidak sama sekali, bisa disiasati untuk mengurangi durasi atau waktunya. Jangan lebih dari dua jam sehari.
Kalau bisa maksimal satu jam saja. Karena terlalu lama terpapar layar, akan mengurangi minatnya terhadap aktivitas motorik yang bisa menjadikannya kurang berkosentrasi dalam waktu lama dan bisa speech delay (keterlambatan bicara).
Kalau masih sulit juga, ya kembali lagu, maksimal dua jam saja, jangan lebih. Untuk mendapatkan tumbuh kembang yang berkualitas untuk buah hati tentu butuh effort, ayah bunda. Tetap semangat selalu dan selalu berdoa hasil yang terbaik dari Allah.
Nah, itu dia Ayah Bunda, tips dan trik untuk meningkatkan konsentrasi pada anak, semoga membantu :).