Jumat, 31 Maret 2023

Cara Mengetahui Gaya Belajar Anak Sesuai Karakternya



Assalamualaikum, Ayah Bunda. Alhamdulillah sudah memasuki hari ke-9 di bulan ramadhan kali ini, ya. Semoga selalu diberi kesehatan dan keberkahan agar dapat lancar melaksanakan ibadah ramadhan. 

Oh ya, hari ini Wonder Umma akan membahas tentang cara mengetahui gaya belajar anak sesuai dengan karakternya. Ini penting lho, Ayah Bunda, karena dapat membantu kita mencari metode belajar yang tepat untuk mengajari anak-anak kita. Bisa juga diterapkan oleh para guru untuk mengajari muridnya. 

Seperti apa sih caranya? Yuk kita simak penjelasannya di bawah ini:

3 Karakter Belajar Anak

Ayah Bunda, setiap anak tidaklah sama, mereka memiliki ciri masing-masing dalam menyerap pelajaran. Tidak ada anak yang tidak pintar, mereka punya kekurang dan kelebihan masing-masing. Asal kita tepat mengasah kelebihannya, insyaa Allah mereka akan semakin bersemangat dalam mengukir masa depan yang cerah. 

Ada tiga karakter belajar anak, yaitu Visual, Auditori dan Kinestetik. Masing-masing memiliki gaya belajar yang berbeda yang busa dilihat dari sikap yang mereka tunjukkan. 

Anak Visual

Anak dengan karakter visual cenderung menyukai segala hal yang berkaitan dengan penglihatannya. Mereka akan lebih mudah menyerap dengan gambar dan warna. 

Ciri anak visual :

-Biasanya suka menjawab pertanyaan dengan singkat karena kurang pandai memilih kata

-Suka dengan praktek daripada banyak mendengarkan

-Suka mencorat-coret ketika mendengarkan pelajaran dan tidak terlalu terganggu dengan kebisingan

-Suka membaca karena lebih suka mengingat dengan yang berkaitan dengan visual

-Sering kehilangan konsentrasi ketika mengingat perintah dalam bentuk kata-kata, lebih suka ditulis

-Suka berbicara cepat dan lebih teliti dengan hal detail

-Berpenampilan rapi karena mementingkan penampilan

Anak Auditorial

Anak auditori ini sangat sensitif terhadap bunyi, karena memang dia berkebalikan dengan anak visual. Dia lebih suka belajar menggunakan nada, irama, berdialog, dan bercerita. 

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

-Tidak begitu tertarik dengan gambar atau bacaan karena lebih senang mendengar

-Suka larut saat membaca dengan menggerakan bibirnya

-Lebih suka bercerita daripada menulis karena bicaranya teratur

-Sangat senang dengan diskusi dan mudah mengungkapkan perasaannya

-Dapat menirukan kembali apa yang telah dia dengar dengan mudah

-Suka berbicara sendiri 

-Mudah terdistraksi atau sulit konsentrasi di tengah kebisingan

Anak Kinestetik

Anak kinestetik ini murid yang biasanya paling unik karena dia susah untuk diam dalam waktu lama. Energinya yang berlebih membuatnya lebih suka dengan gerak dan emosi. Maka gaya belajar lewat permainan yang melibatkan gerak tubuh sangat nyaman bagi anak-anak kinestetik. 

Ciri-ciri anak kinestetik:

-Suka berjalan-jalan dan kadang usil karena suka menyentuh untuk dapat perhatian

-Suka dengan permainan yang membuatnya sibuk

-Biasanya tulisannya tidak bagus/jelek

-Saat membaca cenderung bergerak-gerak dan menggunakan jari telunjuk

-Lebih banyak menggunakan bahasa tubuh ketika menyampaikan sesuatu

-Ketika menghafalkan seusatu sambil berjalan-jalan dan melihat-lihat

-Suka berbicara dengan jarak yang dekat dengan orang

-Lebih suka praktek yang melibatkan aktivitas fisik


Bagaimana Ayah Bunda? Apakah sudah bisa mengira-ngira apa jenis karakter anak saat belajar? Setelah tahu, kita bisa praktekkan cara belajar sesuai dengan kenyamanan mereka. Karena semakin nyaman seseorang saat mempelajari sesuatu, maka akan semakin cepat dan lebih lama daya serapnya. 

Semangat membersamai belajar anak ya, Ayah Bunda :). 


Selasa, 28 Maret 2023

Anak Sulit Konsentrasi? Coba Tips dan Trik ini!

 

Seberapa penting untuk mengasah daya fokus atau konsentrasi pada anak? 

Tentu cukup penting, Ayah, Bunda. Karena daya konsentrasi anak tidak hanya dibutuhkan di sekolah atau untuk prestasi belajarnya, namun juga dalam bersosialisasi sehari-hari. Semakin bagus daya konstentrasi anak, semakin mudah untuk orang tua memberikan arahan terbaik buat tumbuh kembang si kecil. Namun tentunya hindari bersikap terlalu tegas atau otoriter yang malah justru semakin membuatnya kesulitan dalam berkonsentrasi atau biasa disebut gagal fokus. 

Lalu apa sih yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan daya konsentrasi anak? Tips dan trik di bawah ini semoga bisa membantu :

1. Temukan penyebabnya

Ketika melihat anak kita sulit berkonsentrasi, tetap tenang dan sebisa mungkin kita cari pelan-pelan penyebabnya. 

Misalkan, karakter anak kita tipe anak dengan energi yang luar biasa. Suka berlari-lari. Maka ajak anak untuk sering beraktivitas fisik. Lalu saat mengajari, tidak perlu terlalu lama. Belajar sebentar namun anak enjoy akan lebih baik daripada durasi yang lama namun ketika waktu belajar berikutnya dia menjadi jenuh dan malah trauma untuk belajar. 

Bisa juga karena anak merasa lapar atau haus. Terkadang anak tidak bisa mengungkapkan kalau dirinya lapar atau haus, dia hanya diam dan merasa tidak nyaman tanpa mengungkapkannya. 

Atau anak masih beradaptasi dengan lingkungan belajarnya. Hal ini pernah dialami oleh putri sulung saya saat pertama belajar ke TPQ, dia yang sangat pemalu dan pendiam, membutuhkan waktu 5 bulan dari saat pertama ke TPQ (karena juga dulu jarang masuk saat cuaca sedang hujan/dia sakit) untuk kemudian dia mulai mau bersuara dan mulai dapat menyerap pengajaran dengan baik. 

Berdasarkan Brain Balance Center, umumnya tingkat konsentrasi yang bersandar pada usianya yaitu seperti di bawah ini:

  • 2 tahun: 4-6 menit
  • 4 tahun: 8-12 menit
  • 6 tahun: 12-18 menit
  • 8 tahun: 16-24 menit
  • 10 tahun: 20-30 menit
  • 12 tahun: 24-36 menit
  • 14 tahun: 28-42 menit
  • 16 tahun: 32-48 menit
2. Cari tahu gaya belajar anak 

Gaya belajar anak tentu tidak sama antara anak dengan karakter visual, auditori atau kinestetik. Mereka punya cara belajar sendiri dan cenderung tidak nyaman dengan cara belajar yang tidak sesuai dengan karakter mereka. 

Anak dengan karakter visual akan cenderung menyukai gambar dan warna serta apapun yang menurut pandangannya begitu menarik. Pengajar yang ceria juga salah satu daya tarik anak visual. Maka bisa belajar dengan gambar dan tulisan yang berwarna. 

Lain halnya dengan anak auditori, dia lebih suka mendengar, tentu akan sangat terganggu ketika suasana terlalu ramai atau berisik. Anak auditor biasanya lebih suka mendengar suara ketimbang melihat. Bisa disiasati gaya belajarnya dengan melagukan pelajaran agar lebih melekat kuat di ingatannya. 

Kalau kinestetik, akan lebih suka dengan gerakan. Bisa libatkan dia saat belajar, misalkan  memacing rasa ingin tahunya agar dia mau menunjuk atau menjelaskannya kembali saat recalling. Ijinkan dia berjalan-jalan di kelas dengan aturan yang disepakati tentunya, misalkan tidak boleh usil atau berisik. 

3. Berlatih fokus 1 hal dengan tugas yang menyenangkan

Beres-beres mainan sambil bernyanyi bisa menjadi salah satu aktivitas yang melatih fokusnya. Karena beres-beres adalah aktivitas yang membosankan bagi anak, maka sebisa mungkin bangun suasana menyenangkan saat beres-beres agar jadi kebiasaan. 

4. Refreshing otak dengan aktivitas motorik

Jangan terlalu mendrill anak dengan terus menjejalinya dengan pelajaran. Beri jeda untuk refreshing. Bisa dengan bersepeda, berjalan-jalan di taman, bermain skuter, bermain bola, kejar-kejaran dan aktivitas motorik atau fisik lainnya yang bisa membuatnya melepaskan energi dengan hati gembira. 

5. Sediakan permainan yang merangsang otaknya

Bermain menyusun balok, merangkai gambar di puzzle, membuat bentuk dari plastisin atau meronce manik-manik, bisa merangsang fungsi otaknya meningkatkan daya konsentrasi. 

Tanpa terasa anak melibatkan otak kanan dan kirinya ketika bermain menyusun balok misalnya. Dia berlatih untuk mengasah logikanya agar balok-balok tersusun dan tidak jatuh, namun dia juga tidak merasa terbebani atau tertawa saat balok berjatuhan. Bermain dengan releks akan membuat hormon bahagianya meningkat dan itu bagus untuk kesehatan juga otaknya. 

6. Perhatikan asupan gizi dan oksigennya

Asupan gizi penting juga untuk memberi kualitas yang baik untuk otak anak. Tidak harus yang mahal, Ayah, Bunda. Hal paling penting adalah kualitasnya. 

Seperti salah satu contohnya adalah sayuran daun kelor yang terlihat seperti tanaman remeh dan murah (karena mudah tumbuhnya) ternyata kandungannya sangat baik. Kelor sangat baik untuk kualitas otak. Bahkan Jepang import kelor dari Indonesia secara besar-besaraan setelah tahu kandungan kelor. 

Kandungan daun kelor menurut WHO :

-Potasium tiga kali lipat dari pada pisang.

-Kalsium empat kali lipat daripada susu.

-Vitamin C tujuh kali lipat daripada jeruk.

-Vitamin A empat kali lipat lebih banyak dari pada wortel.

-Dua kali lipat protein dari pada susu.

Asupan oksigen juga penting untuk otak. Sering ajak anak bermain di tempat terbuka, menghirup oksigen yang segar sangat baik untuk otaknya berkonsentrasi. 

7.  Bacakan cerita untuk Anak

Kegiatan membacakan cerita untuk anak banyak manfaatnya, selain untuk meningkatkan daya konsentrasi anak, bisa juga untuk bonding atau meningkatkan ikatan antara orang tua dan anak. 

8. Istirahat yang cukup

Tidur cukup sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Tidur malam yang tidak terlalu larut malam dan tidur siang adalah pola tidur yang ideal untuk anak. Kurangnya tidur bisa berdampak buruk untuk kesehatan dan daya konsentrasinya. 

9. Beri motivasi

Ini juga tak kalah penting, apalagi anak-anak dengan tipikal karakter questioner atau selalu ingin tahu alasan dia harus melakukan sesuatu. Orang tua harus pintar-pintar memberi motivasi yang menyenangkan saat ingin menyemangati sang anak. 

Misalkan : "Yuk, semangat mengajinya. Biar cepat bisa baca al quran, nanti ngaji bareng baca qur'an sama Mama. Allah pasti suka dengan anak yang semangat mengaji."

Atau "Aisyah pengen ke pantai? Kalau ingin ke pantai, harus semangat baca qur'annya. Nanti insyaa Allah kalau sudah bisa baca qur'an, Bunda ajak jalan-jalan ke pantai, ya. Kita baca qur'an di sana :). 

10. Kurangi Screen Time

Jika memang ananda yang kurang berkonsentrasi ternyata terbiasa terpapar layar (HP/TV/Laptop dan sejenisnya) ,maka sudah saatnya untuk mengurangi durasinya. 

Atau lebih baik lagi jika tidak sama sekali jika memang ananda masih usia dini. Resikonya tentu saja orang tua akan lebih ekstra dalam mengerjakan pekerjaan rumah karena sang anak yang minta ditemani karena tanpa screen time. 

Tapi kalau masih kesulitan untuk tidak sama sekali, bisa disiasati untuk mengurangi durasi atau waktunya. Jangan lebih dari dua jam sehari. 

Kalau bisa maksimal satu jam saja. Karena terlalu lama terpapar layar, akan mengurangi minatnya terhadap aktivitas motorik yang bisa menjadikannya kurang berkosentrasi dalam waktu lama dan bisa speech delay (keterlambatan bicara). 

Kalau masih sulit juga, ya kembali lagu, maksimal dua jam saja, jangan lebih. Untuk mendapatkan tumbuh kembang yang berkualitas untuk buah hati tentu butuh effort, ayah bunda. Tetap semangat selalu dan selalu berdoa hasil yang terbaik dari Allah. 

Nah, itu dia Ayah Bunda, tips dan trik untuk meningkatkan konsentrasi pada anak, semoga membantu :). 

Selasa, 27 Desember 2022

10 Tips Mengelola Kemarahan Pada Anak

Sumber foto : pixabay

Marah adalah sikap yang menunjukkan pertentangan terhadap sesuatu yang dianggap tidak sesuai. Marah umumnya berkonotasi negatif karena seringnya sikap marah diluapkan secara berlebihan mulai dari verbal yang kasar hingga menyerang fisik. 



Namun, sikap marah ini tidak selamanya negatif. Asalkan bisa mengelola emosi dengan baik, agar luapan amarah bukan bersikap agresif, melainkan beralasan dan bersikap bijak dengan menekankan komunikasi yang dewasa untuk menyelesaikan sebuah konflik. 

Mengajarkan anak untuk mengelola amarahnya tentu perlu, daripada menekan anak supaya selalu bersikap sabar yang keliru dengan mengabaikan perasaannya hingga akhirnya menjadi terbiasa memendam emosinya sendiri tanpa mengkomunikasikannya dan dikhawatirkan justru menjadi pribadi yang people pleasure atau pribadi yang tidak enakan, susah untuk bilang tidak ketika dimintai sesuatu. 

Jadi, perasaan marah bukanlah suatu kesalahan jika memang penyebabnya jelas, tapi tentu saja harus diiringi dengan kontrol emosi yang baik agar sikap yang dihasilkan tidak menimbulkan penyesalan dikemudian hari.

"Telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Abi Az-Zainal dari ayahnya dari 'Urwah dari Al Ahnaf bin Qais berkata, telah mengabarkan kepadaku keponakanku, ia berkata, "Aku berkata kepada Rasulullah SAW, 'Wahai Rasulullah! Sampai-kanlah suatu perkataan kepadaku dan peringkaslah mudah-mudahan aku memahaminya.' Rasulullah SAW bersabda, 'Jangan marah'. Lalu aku mengulanginya berkali-kali, semuanya dibalas Rasulullah dengan sabda, 'Jangan marah." (HR. Ahmad)


Bagaimana cara mengelola amarah untuk anak? Berikut ini tipsnya :


1. Jelaskan pada anak tentang apa itu kemarahan dan bagaimana cara mengelola emosi tersebut. 

2. Berikan contoh kepada anak tentang cara mengelola kemarahan secara efektif.

3. Ajarkan pada anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan cara yang tepat.

4. Dorong anak untuk mengekspresikan kemarahannya secara positif, misalnya dengan melakukan olahraga atau menulis diary.

5. Berikan pujian pada anak ketika ia berhasil mengelola kemarahannya dengan baik.

6. Ajarkan anak cara mengontrol napas ketika merasa marah, misalnya dengan mengambil napas dalam-dalam beberapa kali. Bisa juga dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah yaitu mengubah posisi badan hingga berwudhu. 

7. Beri anak waktu untuk menenangkan diri dan merenung sebelum mengambil keputusan atau bertindak saat merasa marah.

8. Ajarkan pada anak untuk meminta bantuan orang dewasa jika merasa tidak bisa mengelola kemarahannya sendiri.

9. Berikan anak contoh orang dewasa yang bisa mengelola kemarahannya dengan baik.

10. Bantu anak mencari solusi yang tepat untuk masalah yang membuatnya marah, sehingga ia tidak perlu merasa marah lagi di kemudian hari.


Itulah 10 tips mengelola kemarahan pada anak. Satu hal yang paling penting, yaitu orang tua harus terlebih dahulu belajar untuk mengelola kemarahan pada dirinya sendiri sebelum mengajarkannya ke anak. Karena yang paling membekas bagi anak seringkali bukanlah sekadar nasehat tetapi juga teladan. 


Demikianlah, 10 tips mengelola kemarahan pada anak. Semoga bisa membantu :).

Minggu, 11 Desember 2022

10 Tips Manajemen Waktu Buat Ibu Rumah Tangga

Bagaimana cara manajemen waktu ibu rumah tangga yang sibuk? 

Untuk ibu rumah tangga yang sibuk, penting untuk membuat rencana harian dan menetapkan prioritas. Mungkin bisa membagi tugas-tugas di rumah dengan anggota keluarga lainnya atau mencari bantuan luar untuk mengurangi beban. Juga, jangan ragu untuk mengatakan "tidak" pada aktivitas yang tidak memiliki kepentingan prioritas.

Hal terpenting adalah untuk tidak terlalu membebani diri sendiri dan mencari cara untuk me-relaks-kan diri di tengah kesibukan.

sumber foto : pexels photo


10 tips manajemen seorang ibu rumah tangga yang memiliki anak kecil :

1. Buat rencana harian dan tetapkan prioritas. 

2. Bagi tugas-tugas di rumah dengan anggota keluarga lainnya. 

3. Cari bantuan luar jika diperlukan. Yang bisa menghandle salah satu pekerjaan rumah tangga. Misalkan bisa pilih untuk beli lauk di luar atau mencuci menggunakan jasa laundry atau membersihkan rumah dengan jasa house keeping atau sejenisnya. Pastinya sudah dipertimbangkan dari segi dana juga. 


4. Jangan ragu untuk mengatakan "tidak" pada aktivitas yang tidak memiliki kepentingan prioritas.

5.Buat waktu untuk diri sendiri dan me-relaks-kan diri. Tidak harus mewah, bisa dengan tidur yang cukup, bersantai minum teh hangat ketika anak tidur atau lainnya. 

6. Atur jadwal makan dan tidur yang teratur untuk anak-anak. 

7.  Pilih aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan untuk diri sendiri dan anak-anak.

8. Cari cara untuk menghemat waktu, seperti dengan memasak makanan dalam jumlah besar untuk dimakan dalam beberapa hari. 

9. Tetap terorganisir dengan mencatat semua tugas dan kewajiban di sebuah kalender atau planner. 

10. Jangan lupa untuk berbagi tanggung jawab dengan suami atau pasangan Anda.

Nah, itulah 10 tips yang membantu ibu rumah tangga sibuk untuk memanajemen waktunya, semoga membantu :). 

Jumat, 09 Desember 2022

Tips Mendidik Anak Supaya Tidak Jadi Korban Bully Sejak Dini

Untuk mendidik anak agar tidak menjadi korban bullying atau tidak menjadi pelaku bullying, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, di antaranya:

sumber gambar : pexels photo


  1. Membiasakan anak untuk mengungkapkan perasaannya dan menyampaikan keluhannya. Ini penting agar anak merasa dihargai dan dapat mengontrol emosinya dengan baik.

  2. Menanamkan nilai-nilai positif sejak dini, seperti rasa empati, toleransi, dan saling menghargai.

  3. Memberikan contoh yang baik, terutama dalam hal cara bersikap dan bertindak terhadap orang lain.

  4. Melatih anak untuk berdiri tegak dan mengungkapkan pendapatnya secara jelas dan tegas, sehingga anak tidak mudah dipengaruhi orang lain atau mengalami bullying.

  5. Memberikan dukungan dan kasih sayang secara terus-menerus, agar anak merasa aman dan percaya diri.

  6. Menjadi pendengar yang baik dan menghargai perasaan anak, agar anak merasa dihargai dan merasa nyaman untuk berbagi masalahnya.

  7. Membantu anak untuk mengembangkan kemampuan sosial dan bersosialisasi dengan orang lain, sehingga anak dapat belajar cara berkomunikasi dan bergaul dengan baik.

  8. Memberikan bimbingan dan arahan yang jelas, agar anak dapat memahami apa yang diharapkan dari dirinya dan menghindari tindakan yang tidak sesuai.

  9. Menjadi pendamping anak dalam menghadapi masalah atau konflik, agar anak dapat memahami cara menyelesaikan masalah secara positif dan menghindari bullying.

  10. Menghindari memberikan tekanan atau membanding-bandingkan anak dengan orang lain, agar anak tidak merasa tertekan atau rendah diri.


Jika dirangkum, intinya adalah memberikan pendidikan anak tentang cara berkomunikasi secara asertif atau tegas. Mampu mengungkapkan apa yang dirasakannya secara tenang, tidak terlalu takut atau tidak terlalu marah berlebihan. Adanya motivasi dan nasehat orang tua yang membangun serta tidak menghakimi sangat baik untuk menumbuhkan karakter yang baik untuk anak.

Tips Menjadi Orang Tua Hebat, Sudahkah Anda Melakukannya?

Menjadi orang tua hebat tidak selalu tentang menjadi sempurna atau tidak pernah melakukan kesalahan. Sebaliknya, menjadi orang tua hebat adalah tentang menunjukkan komitmen untuk belajar dan berkembang sebagai orang tua, serta memberikan cinta dan dukungan yang tulus kepada anak-anak Anda. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda menjadi orang tua yang lebih baik:

Sumber gambar : pexels photo


  1. Mendengarkan anak-anak Anda dengan seksama dan memberikan respons yang tepat. Ini akan membantu mereka merasa dihargai dan dimengerti, serta membangun kepercayaan dan komunikasi yang baik.

  2. Memberikan batasan yang jelas dan konsisten. Ini akan membantu anak-anak Anda mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, serta menghargai hak dan kewajiban orang lain.

  3. Memberikan contoh yang baik. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa, jadi tunjukkan kepada mereka bagaimana cara bertindak dan berpikir secara positif dan produktif.

  4. Memberikan dukungan dan menghargai keberhasilan anak-anak. Ini akan membantu mereka mengembangkan rasa percaya diri dan mengejar impian mereka.

  5. Menjadi pendukung utama anak-anak. Jadilah tempat yang aman bagi anak-anak Anda untuk berbicara tentang perasaan dan pikiran mereka, dan bantulah mereka menemukan solusi atas masalah yang mereka hadapi.

  6. Bersikap adil dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak-anak. Ini akan membantu menghindari rasa iri dan membangun hubungan yang harmonis di dalam keluarga.

  7. Menghargai keunikan dan keberagaman anak-anak. Berikan dukungan dan bimbingan kepada mereka untuk mengembangkan kemampuan dan minat mereka, dan bangga pada keberhasilan mereka.



Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat menjadi orang tua yang lebih baik dan membantu anak-anak Anda tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.


Rabu, 07 Desember 2022

10 Manfaat Orang Tua Bermain Bersama Anak, Nomor 5 Paling Terasa Manfaatnya

Mengasuh anak merupakan pekerjaan yang butuh ketelatenan dan keikhlasan. Karena tidak semua orang bisa betah berlama-lama menemani si kecil yang begitu unik dan penuh kejutan. Kadang ceria dan menggemaskan, kadang seakan menjadi monster kecil yang siap menerkam tabungan stok kesabaran yang mengasuhnya. 

Namun, jika tahu manfaat menemani anak bermain, mungkin kita akan berpikir dua kali untuk melewatkan begitu saja momen-momen membersamai anak bermain. Kita akan berusaha meluangkan waktu untuk membersamai anak bermain meski hanya sebentar. 

Apa saja sih manfaatnya? Yuk kita simak! 

Ilustrasi bermain dengan anak. Sumber gambar : pexels photo

10 Manfaat bermain dengan anak yang wajib diketahui para orang tua :

1. Baik untuk perkembangan anak

Bermain dengan anak, memilihkan permainan yang edukatif, tentu akan sangat baik bagi perkembangan anak. Banyak sekali referensi permainan edukatif yang sederhana dan mudah dimainkan namun sangat banyak manfaatnya untuk anak. 

2. Menjadikan anak lebih percaya diri

Saat bermain peran, kita bisa melatih anak untuk berani mengutarakan pendapatnya dan belajar berkomunikasi untuk mengasah kepercayaan dirinya. Selain itu, bermain dengan orang tua yang ceria dan mengerti kapan saatnya harus memberi arahan atau membebaskan si kecil, tentu akan sangat baik untuk kepercayaan dirinya. Anak akan percaya bahwa dia mampu memimpin atau memberi aturan dari sebuah permainan yang sedang dijalankan. 

3. Melatih anak berpikir kritis

Ketika bermain dengan orang tuanya, biasanya anak akan banyak bertanya banyak hal yang tidak dia ketahui pada orang tuanya. Orang tua yang mau bersabar menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan si anak, maka akan menumbuhkan rasa keingintahuan yang besar dan menjadikan anak bisa berpikir kritis. 

4. Baik untuk kesehatan mental anak

Tentu saja anak yang diperhatikan dan memiliki quality time dengan orang tuanya, akan memiliki kesehatan mental yang baik. Hormon oksitonnya akan bertambah seiring dengan rasa bahagianya bersama dengan orang tuanya dalam keceriaan. 

5. Memperkuat bonding/ikatan orang tua dan anak

Dari semua poin, poin inilah yang paling penting, yaitu bonding atau ikatan antara anak dan orang tua. Karena anak yang memiliki ikatan yang baik dengan orang tuanya tentu akan memudahkan proses mengasuh dan mendidik anak karena ada ikatan kasih sayang yang kuat tidak hanya dari orang tua saja, tapi juga dari anak. 

6. Bagus untuk kesehatan tubuh anak

Selain kesehatan mental, bermain bersama anak tentu bisa menjadikan tubuh dengan kesehatan yang baik. Mengapa begitu? Karena virus akan tidak mudah menyerang orang yang memiliki antibodi yang baik. Salah satu sebab orang memiliki antibodi yang baik adalah karena perasaan bahagia yang dimilikinya. 

7. Mengurangi tantrum

Tantrum biasanya terjadi karena anak merasa haus akan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya secara utuh. Inilah pentingnya orang tua hadir untuk anak secara lahir dan batinnya. Tidak hanya fisiknya saja yang hadir, tetapi pikirannya utuh untuk anak, karena anak dapat merasakannya. 

Dengan menemani anak bermain, hadir secara utuh, akan mengurangi kebiasaan tantrum pada anak. 

8. Anak akan merasa berharga dan dicintai

Tentu saja anak akan merasa berharga dan dicintai ketika orang tuanya hadir utuh bersamanya. Menemaninya bermain kelihatannya sepele, namun si anak merasa orang tuanya sayang kepadanya dan mencintainya. 

9. Lebih mudah untuk dinasehati

Momen bermain dengan anak bisa menjadi momen berharga untuk memberikan nasehat dan teladan untuk anak. Karena anak dalam kondisi rileks sehingga nasehat bisa masuk dengan mudah apabila disampaikan dengan cara mengobrol santai dan dengan bercerita. 

10. Anak akan lebih peduli atau peka dengan orang tuanya

Poin yang terakhir, yaitu tentang kepeduliaan atau kepekaan anak yang bisa muncul karena orang tua yang biasanya juga mau ikut hadir menemani anak bermain. Bermain adalah pekerjaan yang serius bagi anak. Maka ketika orang tuanya mau hadir di saat momen bermain anak, tidak heran jika anak akan lebih peka atau peduli dengan orang tuanya. Saat orang tua terlihat sibuk, si kecil biasanya menawarkan diri untuk membantu. 

Ilustrasi anak bermain dengan ayah. 
Sumber gambar : pexels photo

Nah, itulah tadi manfaat-manfaat yang diperoleh dari bermain bersama anak. Parents sudah main apa sama anak hari ini? :) 



Cara Mengetahui Gaya Belajar Anak Sesuai Karakternya

Assalamualaikum, Ayah Bunda. Alhamdulillah sudah memasuki hari ke-9 di bulan ramadhan kali ini, ya. Semoga selalu diberi kesehatan dan keber...